Kamis, 28 Mei 2009

" GETHUK NYIMUT " asli KAJAR KUDUS

"Gethuk Paling Lezat Disantap dengan Kopi Hangat"

Gethuk, adalah salah satu jenis makanan tradisional yang sangat populer pada masa lalu. Bahkan, ketika masa penjajahan, orang Jawa terkenal dengan makanan gethuknya. Namun seiring perjalanan waktu, gethuk dianggap kuno. Kini, gethuk kembali digemari, salah satunya di Desa Kajar, Kecamatan Dawe.
Malam mulai gelap kami berempat mulai berangkat ( yoyok ,puncung, cuplis, Gambut ), tambah malam justru banyak orang yang berdatangan ke warung kecil, milik pasangan Warsini, 45 dan Niman, 46.

Mau apa lagi kalau tidak untuk menikmati gethuk buatan Warsini. Meski letaknya agak ke pelosok, tidak menyurutkan niat pelanggan, yang ingin menikmati kenyalnya gethuk berbahan baku ketela pohon itu.

Warung sederhana yang berada di Desa Kajar, RT 4/RW 2, Kecamatan Dawe itu, selalu ramai disambangi pelanggannya. Begitu sampai, para pelanggan ini langsung nyelonong ke dapur rumah Warsini, yang sejak selepas Ashar tadi, sibuk menggoreng ratusan gethuk.

"Malah ada Yang pesan 70 biji , katanya Buat besok ada Khajat, kata seorang pelanggan, memesan gethuk buatan Warsini. "Diambil besok sore, ya. Masalahnya, kalau pesen banyak hari ini, harus ngantre dulu, karena saya masih menyelesaikan pesanan ini," kata Warsini sembari mengusap keringat dan air mata, akibat asap dari tungku berbahan kayu bakar itu.

Begitulah setiap orang yang berkunjung ke warung ini, hampir selalu menyambangi dapur. Setiap hari, Warsini selalu sibuk di dapur, karena berusaha menyajikan gethuk berukuran sebesar bola tenis itu, dalam keadaan hangat.

Untuk memesannya, memang tidak bisa langsung siap saji. Karena, begitu ada yang datang untuk memesan, Warsini baru menggorengnya. Hal itu juga yang menjadi alasan mengapa gethuk nyimut baru buka sore hari. Karena, untuk paginya, Niman dan Warsini masih sibuk mengupas ketela, yang hari itu juga baru dicabut dari kebunnya.

"Kalau ada yang pesan atau membeli, baru saya buatkan. Orang-orang seneng gethuk saya, karena selalu disajikan dalam keadaan hangat," cerita Warsini, yang membuka warung gethuknya sejak 2002 itu.

Karena baru diabuatkan saat pesanan datang, pelanggan terpaksa harus bersabar menunggu. Jika pesanan tidak banyak, maka dalam waktu 10-15 menit, sekitar 10 biji gethuk akan segera tersaji. Tapi jika kalau pesanannya banyak, maka waktunya pun bisa lebih lama lagi.

Sambil menunggu gethuk diangkat dari penggorengan, pelanggan bisa menikmati segelas kopi atau teh panas. Bahkan, menurut beberapa pelanggan, gethuk ini akan terasa nikmat, jika dinikmati bareng kopi panas. "Wah enak banget. Gak lengkap rasanya kalau tanpa kopi," ujar Wardi, yang sudah beberapa kali ke warung Gethuk Nyimut.

Bukan hanya itu, saat malam mulai gelap, pelanggan bisa menikmati gethuk sambil memandang kota di kaki Gunung Muria. "Memang dingin, tapi pemandangannya kayak di Gombel Semarang. Apalagi sambil menikmati gethuk panas, rasanya pas banget," ujar Puncung alias Klowor, yang tinggal di perumahan KarangMalang Indah, Kecamatan Gebog yang datang bersama empat rekannya.

Bukan Cupils alias Arif saja yang menunggu, Gambut pun sudah menahan dingin dan tak sabar menikmati panasnya gethuk nyimut. Keduanya dari Desa Besito Pasnya Itu Lor kuburan Tatp biasa Orang menyebut orang-Orang Disana “Cah Mbabrek”, memang seri saya datang Kesini Bersama Teman –teman Hanya sekedar Kopi satu gelas dan Sepiring Gethuk. “Wenak..e ..Mak nyus ..pokok e.. “ kata Puncung yang badannya Tumbuh kesamping Bukan KeAtas…”Celetuk Gambut…

Ini Lah Picture Gethuknya…

















Wenak kan Apalagi hangat tambah Kopi panas ..suger poll..

Jika diamati, para pelanggan gethuk nyimut, justru masyarakat dari luar Desa Kajar, bahkan berasal dari luar Kecamatan Dawe. Tak lama kemudian, dua piring gethuk datang dan langsung ludes dalam sekejap. "Panas dan gurihnya itu lho, yang bikin tak sabar menunggu. Terlebih dingin-dingin seperti ini.Tapi pernah saya pas datanng itu gethuknya habis dan masih berupa Ketela dan alhasil ya harus menunggu sekitar 2 jam dan saking dingginnya saya habis 2 dua cangkir Kopi gunung

Untuk bisa menikmati gethuk ini, pembeli harus menyusuri jalan menanjak, yang menuju gunung Muria. Belum sampai di puncak, maka perjalanan melewati Desa Kajar. Sesampai di depan Balai Desa setempat, perjalanan belok ke kiri gang Dapur Sumur. Ikuti jalan tersebut, tidak sampai 300 meter, maka akan terlihat warung milik Warsini, yang menjual gethuk nyimut.”Promosi-promosi”…penulis ini merangkap Pelangan...!!!!

0 Comments:

blogger templates Quick_ahm @ 2013